Gerakan Mahasiswa Anti Rebahan (Gemar)
IMM Komisariat Ekonomi dan Bisnis telah melaksanakan diskusi
online, Gerakan Mahasiswa Anti Rebahan (Gemar), melalui whatsapp group pada Sabtu
(25/4) dengan pemateri M. Wahid Ibrahim, S.E. dari university of Birmingham
yang merupakan LPDP awardee in take 2020. Diskusi online dengan moderator
IMMawan Aziz Yanuar Hidayat ini mengangakat tema “Kunci Sukses Menjadi Mahasiswa Berprestasi”.
Dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dari pemerintah guna mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran
covid-19, masyarakat Indonesia dihimbau untuk tetap di rumah dan tidak
melakukan aktivitas di luar rumah jika tidak ada sesuatu yang penting dan
mendesak. Begitu pun bagi para mahasiswa yang menjalankan segala kegiatan
perkuliahan dari rumah. Bertepatan dengan bulan Ramadhan, PSBB tidak lantas
dijadikan alasan untuk bermalas-malasan atau rebahan. Banyak hal produktif yang
dapat dilakukan di rumah agar tetap bermanfaat, seperti melakukan diskusi
online, mengasah skill atau belajar skill baru, dan lain sebagainya.
Materi mengenai kunci sukses menjadi mahasiswa
berprestasi yang disampaikan oleh M. Wahid Ibrahim, S.E. berkaitan dengan definisi manajemen
diri, manfaat dan klasifikasi, strategi dan kunci sukses. Manajemen diri adalah
bagaimana cara kita untuk mengelola diri. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
Surah At-Tin ayat 4 bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya sebagaimana tafsir dari Al Muyassar bahwa Allah menciptakan
manusia dengan tubuh yang tegak sehingga dapat memakan makanannya dengan tangan.
Allah menciptakan manusia dengan kemampuan memahami, berbicara, mengatur, dan berbuat
bijak sehingga memungkinkan manusia menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana
yang Allah kehendaki.
Setiap hari kita selalu berdoa untuk diberikan kebaikan
di dunia, di akhirat dan perlindungan dari siksa api neraka. Manajemen diri ini
menjadi salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan berikutnya
kebahagiaan di akhirat. Allah berfirman satu-satunya tugas kita sebagai manusia
adalah untuk beribadah kepada Allah SWT untuk tujuan akhirat tentunya, akan
tetapi karena kita hidup didunia segala sesuatu yang kita lakukan di dunia
haruslah sesuai dengan tuntunan untuk mencapai kebahagiaan di dunia sebagai
sarana mencapai kebahagiaan di akhirat.
Kemudian untuk manfaat dan klasifikasi dari manajemen
diri menurut Slamet (2007), yaitu:
- Membantu seseorang untuk mencegah atau menjaga timbulnya berbagai masalah untuk dirinya sendiri karena dia dapat mengelola dirinya dengan baik.
- Membantunya untuk memecahkan berbagai persoalan, karena jika seseorang dapat mengelola dirinya dengan baik maka dia akan dengan mudah memecahkan masalah yang terjadi di hidupnya setelah dirinya dapat memecahkan masalah baru dia akan bisa membantu orang lain. Hal ini merupakan salah satu contoh untuk akhlak karimah, tolong-menolong, namun jangan sampai kita tolong-menolong dalam kejahatan atau dosa.
- Membantu individu untuk menjaga situasi dan kondisi yang belum baik menjadi baik dan yang sudah baik dikembangkan agar dapat menjadi lebih baik.
Selanjutnya, terdapat empat klasifikasi dari manajemen
diri yang disampaikan yaitu:
- Manajemen penampilan diri (appearance)
- Manajemen emosi
- Manajemen interaksi
- Manajemen waktu
Seperti yang disampaikan oleh pemateri, untuk penampilan
diri biasanya sering tertukar, ketika akan menghadap Allah SWT atau menunaikan
ibadah shalat, sering kita dapati hanya memakai kaos dan bahkan terkadang tidak
memakai wangi-wangian. Namun, ketika menghadap dosen atau bertemu pejabat
pemerintah misalnya, kita memakai baju yang rapi. Kita harus ingat bahwa di
hadapan sesama manusia kita adalah sama. Oleh karena itu, seharusnya berbeda
ketika akan menghadap Allah. Kita harus dapat mengatur penampilan, baik
penampilan fisik maupun yang tidak terlihat seperti pikiran dengan senantiasa
husnudzon dan sebagainya.
Sealnjutnya pemateri menyampaikan bahwa untuk menajemen emosi dan
manajemen interaksi seharusnya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Manajemen
emosi atau yang kita kenal sebagai intrapersonal sedangkan manajemen interaksi adalah
kemampuan interpersonal atau kemampuan kita untuk berinteraksi kepada orang
lain. Kemudian berkaitan dengan manajemen waktu kita sebagai mahasiswa harus
bisa mengelola waktu kita dengan baik agar tidak keteteran dalam tugas-tugas
perkuliahan. Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk aktif dan kompeten baik
dalam hard skill atau kemampuan kita di bidang studi dan soft skill salah satunya
dengan berorganisasi.
Selanjutnya untuk strateginya yang pertama adalah kuatkan
niat karena segala sesuatu kembali kepada niatnya. Jika sudah menentukan niat,
kemudian kuatkan niat tersebut dan memulai untuk menyuusun prioritas. Sebagai
contoh, ketika kita niat belajar berarti kuliah di utamakan, tugas-tugas kuliah
dan segala sesuatunya harus kita penuhi. Menyelesaikan tugas kuliah harus menjadi
prioritas. Namun, ketika kita kuliah dan niatnya adalah untuk mencapai prestasi
atau aktif di organisasi maka organisasi menjadi prioritas pertama dan kuliah
nomor dua. Hal tersebut kembali kepada pilihan masing-masing. Namun, harus
diingat bahwa satu dan lainnya pasti memiliki niat yang berbeda. Setelah menguatkan
niat, menyusun prioritas, selanjutnya yang terakhir sebagaimana idiom yang
sering kita dengar action speak louder than words yang berarti bahwa
aksi akan lebih berbicara keras daripada kata-kata atau kalimat yang kita
sampaikan atau dalam bahasa jawanya “ora omong tok” namun juga harus diimbangi
dan diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata.
Materi terakhir yang disampaikan adalah kunci sukses
menjadi mahasiswa berprestasi. Sebelumnya, kita harus paham konsep awalnya bahwa
Allah tidak akan merubah keadaan kita atau suatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Al-Qur'an surah Ar-Ra'd ayat 11). Allah
tidak akan mengubah kondisi kita sampai kita kembali ke jalan yang benar sesuai
dengan tujuan kita di awal. Niat merupakan kunci awalnya, kemudian yang kedua adalah
usaha, dan berikut adalah doa dan tawakal dimana setelah berusaha kita harus berdoa
dan tawakal dengan menggantungkan segala keputusannya kepada Allah SWT. Kunci terakhir
adalah sabar ketika berusaha dan sabar terhadap hasil yang kita dapatkan.
Setelah semua hal tersebut kita laksanakan insya
Allah kita akan mencapai apa yang kita cita-citakan sebagai mahasiswa sesuai
dengan prioritas yang kita petakan di awal dan mampu mencapai tujuan menjadi mahasiswa yang berprestasi.
Kesimpulannya kunci untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi adalah
dengan manajemen diri melalui strategi mengelola niat yang kemudian dari niat
tersebut dapat disusun prioritas. Setelah itu, berusaha untuk melakukan aksi
nyata tentang apa yang sudah diniatkan dan diprioritaskan. Jika sudah berusaha
selanjutnya didukung dengan doa dan
tawakal kepada Allah SWT seperti yang disampaikan oleh M.Wahid Ibrahim, selaku
pemateri pada diskusi online Gerakan Mahasiswa Anti Rebahan.
“Jadi, kaitannya dari awal, manajemen diri kita bisa manage
atau mengatur niat kita, prioritaskan segala sesuatu yang akan kita lakukan
dengan kita berusaha selanjutnya kita dukung dengan doa dan tawakal kepada
Allah.” tutup beliau.
Setelah sesi penyampain materi selesai, dilanjutkan
sesi diskusi dan tanya jawab yang disambut oleh antusiasme peserta diskusi
online ini. Dengan adanya kegiatan seperti Gemar ini, diharapkan mahasiswa
dapat memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan yang positif dan
bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
Post a Comment
0 Comments